Sabtu, 18 Juni 2011

Refleksi Filsafat Terhadap Kegiatan Belajar Matematika Disekolah



Maka jika kita berbicara mengenai filsafat dan matematika, yang akan dibahas adalah apa hubungannya, dan apa pengaruhnya. Bagimana hubungan filsafat dan matematika serta  pengaruh apa yang ditimbulkan oleh filsafat terhadap matematika dan sebaliknya. Namun yang akan saya bahas disini adalah bagaimana filsafat itu merefleksikan  kegiatan belajar matematika disekolah. Seperti ilmu-ilmu yang lain filsafat juga akan memberi pengaruh terhadap ilmu yang lain tidak terkecuali matematika. Jika filsafat itu memberi pengaruh maka filsafat itu juga memiliki patokan atau standar bagaimana kegiatan belajar matematika disekolah yang seharusnya dipandang dari segi filsafat tentunya.
 Kegiatan belajar matematika disekolah adalah proses untuk mentransfer ilmu matematika kepada peserta didik melalui proses belajar mengajar, sehingga peserta didik mampu memahami materi ajar matematika. Filsafat adalah suatu ilmu yang kajiannya tidak hanya terbatas pada fakta-fakta saja melainkan sampai jauh diluar fakta hingga batas kemampuan logika manusia. Lalu bagaimana filsafat itu dapat  memberikan pengaruhnya terhadap kegiatan belajar matematika disekolah. Dan bagaiman kegiatan belajar matematika disekolah  yang baik secara filsafat.Mari kita tinjau dari berbagai sudut.
Di tinjau dari tiga pilar filsafat ilmu
epistemologi dikenal sebagai sub sistem dari filsafat. Epistemologi adalah teori pengetahuan, yaitu membahas tentang bagaimana cara mendapatkan pengetahuan dari objek yang ingin dipikirkan.maka seharusnya belajar matematika adalah belajar dengan cara menemukan.kita tahu bahwa kebanyakan siswa kurang suka dengan matematika, dan yang sering membuat hal itu terjadi adalah cara pengenalan matematika yang salah.
 Matematika seharusnya diajarkan secara santai tetapi mengena. Kita tahu bahwa matematika adalah ilmu yang dipergunakan diseluruh bidang ilmu yang lain. Dan pasti matematika adalah ilmu yang diambil dari alam dan tentunya akan lebih mudah jika pengenalan matematika dilakukan dengan metode pemahaman alam. Segala permasalahn matematika dapat kita lihat di alam dan kehidupan sehari-hari dan akan lebih mudah jika proses penyelesaiannya juga dengan melihat alam. Siswa diajak untuk menemukan penyelesaian dan tuntun siswa agar terus memiliki rasa untuk menemukan jawabannya dengan terus berusaha.
Ontologi adalah teori tentang “ada”, yaitu tentang apa yang dipikirkan, yang menjadi objek pemikiran.Seperti sudah dibahas tadi bahwa matematika adalah ilmu alam yang obyeknya bukanlah ilmu alam, maka kegiatan belajar matematika disekolah seharusnya memanfaatka alam sehingga siswa dengan mudahnya memikirkan permasalahan yang diberikan dengan memandang alam.ataupun seorang pendidik mampu mengarahkan siswa untuk memikirkan permasalahn yang diberikan. Pendidik dapat memberikan alat peraga dan memberikan bantuan arahan untuk menyelesaikan permasalah,namun tidak dengan hanya memberikan jawaban. Matematika yang kebanyakan adalah rumus-rumus pun jangan langsung diberikan secara langsung, sebaiknnya siswa dipancing untuk menemukan rumus-rumus matematika.
aksiologi adalah teori tentang nilai yang membahas tentang manfaat, kegunaan maupun fungsi dari objek yang dipikirkan itu.pilar yang ketiga ini kadang jarang diberikan kepada siswa. Setiap ilmu adalah proses kehidupan sehingga ilmu apapun itu pasti berguna dalam kehidupan.dan seharusnya dalam setiap kegiatan belajar matematika disekolah siswa akan menegtahui kearah mana ia akan belajar dan apa fungsi dari setiap bab yang ia pelajari.
Ditinjau dari beberapa aliran filsafat dalam pendidikan
Beberapa aliran filsafat pendidikan yang berpengaruh dalam pengembangan pendidikan, misalnya, idealisme, realisme, pragmatisme, humanisme, behaviorisme, dan konstruktivisme.
·         Idealisme berpandangan bahwa pengetahuan itu sudah ada dalam jiwa kita. Untuk membawanya pada tingkat kesadaran perlu adanya proses introspeksi. Tujuan pendidikan aliran ini membentuk karakter manusia. Kesukaan seseorang terhadap sebuah ilmu juga menunjukkan karakter seseorang namun kegiatan belajar matematika disekolah juga mampu memberikan karakter terhadap peserta didik.
·         Aliran realisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh, bersifat dualistis. Tujuan pendidikannya membentuk individu yang mampu menyesuaikan diri dalam masyarakat dan memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat.
·         Pragmatisme merupakan kreasi filsafat dari Amerika, dipengaruhi oleh empirisme, utilitarianisme, dan positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan untuk mencari kebenaran melainkan untuk menemukan arti atau kegunaan. Tujuan pendidikannya menggunakan pengalaman sebagai alat untuk menyelesaikan hal-hal baru dalam kehidupan priabdi dan masyarakat.
·         Humanisme berpandangan bahwa pendidikan harus ditekankan pada kebutuhan anak (child centered). Tujuannya untuk aktualisasi diri, perkembangan efektif, dan pembentukan moral.
·         Paham behaviorisme memandang perubahan perilaku setelah seseorang memperoleh stimulus dari luar merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab itu, pendidikan behaviorisme menekankan pada proses mengubah atau memodifikasi perilaku. Tujuannya untuk menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuannya, mempunyai rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.
·         Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan diperoleh melalui proses aktif individu mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah dimiliki seseorang. Tujuan pendidikannya menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan persoalan hidupnya.
Maka seharusnya kegiatan belajar matematika disekolah juga mampu memenuhi beberapa kriteria dimasing-masing aliran.